Menelusuri Sejarah Monumen Kapal Selam Terbesar di Asia yang Berada di Surabaya

Surabaya - Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 yang mengangkut 53 prajurit TNI Angkatan Laut (AL) di laut Utara Bali membawa duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Selain kapal selam Nanggala 402, Indonesia memiliki kapal selam lain yang ternyata dulu pernah beroperasi.

Salah satunya adalah kapal selam Pasopati yang kini menjadi Monumen Kapal Selam Surabaya Menariknya, Monumen Kapal Selam Surabaya, ternyata menjadi monumen kapal selam terbesar yang ada di Asia.

Mengutip laman resminya, Monumen Kapal Selam Surabaya (Monkasel) merupakan monumen kapal selam yang kini menjadi salah satu tempat wisata edukasi bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih jauh kapal selam.

Di sini pengunjung bisa mempelajari sejarah Kapal Selam KRI Pasopati 410 yang dulu pernah terlibat dalam operasi pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda.

Awal Mula Berdirinya Monumen Kapal Selam Surabaya.

Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 410 adalah monumen pada skala penuh (bukan replika). Kapal selam ini merupakan salah satu dari Armada Divisi Timur.

Konstruksi monumen dimulai pada bulan Juli 1995, pertama ditandai oleh Gubernur Jawa Timur, Basofi Soedirman, yang melakukan peletakan batu pertama untuk pondasi.

Pada saat yang sama, KRI Pasopati 410 telah diiris menjadi 16 bagian di PT. FRIEND Indonesia. Kemudian bagian per bagian diciptakan kembali dan diletakkan di atas pondasi monumen.

Monkasel resmi dibuka pada 15 Juli 1998 dan telah beroperasi sebagai salah satu objek wisata di Surabaya.

Monkasel menjadi monumen kapal selam terbesar di kawasan Asia, yang dibangun di sisi Sungai Kalimas, Surabaya. Monumen ini dibangun dengan ide para sesepuh kapal selam dari Angkatan Laut.

Sebelum mengakhiri masa tugasnya, kapal selam ini berpartisipasi di Angkatan Laut sejak tanggal 29 Januari 1962. Adapun, tugas utamanya adalah untuk menghancurkan garis musuh (anti-shipping), pengawasan dan melakukan penggerebekan secara diam-diam.

KRI Pasopati 410, termasuk tipe SS Scotch Course, dibuat di Vladivostok Rusia pada tahun 1952.

Kapal Selam KRI Pasopati 410 telah mengambil peran besar untuk mempertahankan hukum kelautan, seperti Operasi Trikora. Dalam operasi tersebut, KRI Pasopati 410 turun ke belakang garis musuh, memberi penindasan secara psikologis.

Kini, monumen kapal selam yang terletak di Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, ini jadi salah satu tempat wisata menarik bagi wisatawan. Selain bisa mempelajari kapal selam, kamu juga bisa melihat secara langsung kapal selam yang pernah beroperasi di Indonesia ini.

Monkasel dibuka setiap Selasa-Jumat pukul 09.00-17.00 WIB, serta Sabtu-Minggu pukul 09.00-19.00 WIB. Untuk masuk ke sini, pengunjung hanya perlu membayar Rp 15 ribu per orang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hendra Setiawan Melakukan Unboxing Hadiah Paket Juara Piala Thomas Cup 2020

Xavi Hernandez Menjadi Manajer Barcelona Akan Bawa Kembali ke Masa Kejayaan